SINOPSIS All About My Mom Episode 3 Part 4

Advertisement
Serusinopsis.com || EPISODE SEBELUMNYA || Sinopsis All About My Mom Episode 3 Part 4 :

Hoon Jae pun menceritakan semuanya kepada ibunya. Ibunya berkata, “Tidak masalah jika itu adalah pekerjaan yang sangat penting. Tak bisakah seseorang yang memiliki kontrak penting melakukannya keesokan harinya?”. Hoon Jae menjawab, “Situasi mereka tampak putus asa jadi aku tak bisa menolak. Kupikir bahwa aku bisa datang tepat waktu”. Ibunya berkata, “Tapi kau terlambat dan kontraknya dibatalkan!”. Hoon Jae bertanya, “Apakah kau mengeceknya lagi? Sungguh...mengapa kau terus curang?”. Ibunya berkata, “Bagaimana ini melanggar aturan? Sebagai seorang ibu, aku hanya khawatir akan putraku. Dimana perusahaan tempat kau bekerja semalam? Dimana?”. Hoon Jae menjawab, “Hanya sebuah tempat yang aku ketahui”. Ibunya berkata, “Hoon Jae, kau adalah pemimpin perusahaanmu. Penyelianya!. Kau perlu mengurus bisnismu terlebuh dahulu, mengaoa mendahulukan yang lainnya?”. Hoon Jae menjawab, “Bahkan jika aku tidak mengurusi bisnis yang lain hasilnya akan tetap sama”. Ibunya berkata, “Apa? Apa itu maksudnya?”. Hoon Jae menjawab,  “Bu...baru saja...tidak”. ibunya bertanya, “Baru saja apa?”. Hoon Jae menjawab, “Aku akan menginat perkataanmu. Lain kali aku akan lebih baik. Aku naik dulu”.


Pada malam harinya Jin Ae berjalan pulang tiba-tiba dari belakang Hyeong Soon memeluknya dan berkata, “Nona muda, lama tak jumpa”. Jin Ae menjawab, “Membuatku kaget saja”. Hyeong Soon berkata, “Kau kaget? Kupikir sudah beberapa lama sejak aku melihat Noona-ku. Apakah itu karena kau tiur diluar semalam?”. Jin Ae bertanya, “Kau ada wawancara hari ini? Bagaimana?”. Hyeong Soon menjawab, “Mereka akan menghubungiku”. Jin Ae berkata, “Sungguh?”.  Kemudian mereka pulang bersama. Setelah sampai dirumah ibunya langsung berteriak kepada Jin Ae, “Siapa yang memintamu melakukan hal semacam itu? Siapa yang menyuruhmu melakukan hal itu sendiri?”. Jin Ae menjawab, “Apakah kau bertemu dengan Bos Kim?”. Ibunya berkata, “Benar! Kau seharusnya melakukan apa yang telah kau rencanakan. Kenapa kau melakukannya saat aku tidak memintamu?”. 

Ayahnya menyuruh mereka masuk karena malu dengan tetangga apabila mereka bertengkar. Jin Ae merasa sedih. Jin Ae berkata pada ibunya di kamar, “Apa? Ketika kau tidak menyuruhku? Lalu, kau ingin aku hanya duduk diam dan melihat toko itu dijual? Wanita tak berhati yang hanya peduli akan dirinya sendiri, bagiku untuk mendengar bahwa aku adalah wanita yang kejam. Yang hanya duduk diam dan melihat ibunya yang menyedihkan”. Ibunya menjawab, “Jadi jika kau memperbarui sewa toko, kau pikir aku akan mengakuimu sebagai anak baik? Apa kau pikir aku akan menepuk punggungmu dan mengatakan bahwa kau telah melakukan hal yang baik?”. Jin Ae menjawab, “Ibu tak mau aku menyelamatkan tokomu? Meskipun kau menyukainya, haruskah kau berpura-pura tidak? Jika aku melakukan untukmu, katakan saja “terima kasih”. Ibunya berkata, “Terima kasih? Aku tak bisa menjual tokonya agar mendapatkan uang untuk kantor Oppa-mu. Apa kau pikir aku akan berterima kasih padamu?”. Jin Ae menjawab, “Ibu, bagaimana kau bisa berkata seperti itu?”. Ibunya berkata, “Jadi, apa? Apa?”. Jin Ae menjawab, “Aku menyerah atas rumah yang sangat aku inginkan dan aku kehilangan uang karena melanggar kontrak sewanya, tapi bagaimana bisa kau hanya memikirkan tentang oppa saja? Kau tak pernah berpikir dari sisiku”. Ayahnya berkata, “Kau...kau membatalkan kontrak sewa dari rumah yang akan kau tinggali? Kau membereskan masalah ini dengan uang itu? Mengapa?”. Jin Ae menjawab, “Jika bukan dengan uang itu, dari mana lagi aku akan memiliki uangnya? Bukankah sudah kukatakan? Tahun lalu. Ayah menyebabkan beberapa masalah dan aku kehilangan semua uang dan hanya itulah yang tersisa!”. Ibu dan ayahnya terdiam. Kemudian ibunya berkata, “Jadi kalau begitu, seharusnya kau lanjutkan! Mengapa kau melakukan sesuatu yang tak ingin kau lakukan dan menyebabkan semua kekacauan ini? Dan apakah yang menyuruhmu untuk menyerah atas rumahmu? Apa ada orang yang memaksamu untuk menyelamatkan toko?”. Jin Ae menjawab, “Ibu!”. 

Kemudian Hyeong Gyu datang dan ibunya berkata, “Hyeong Gyu, kau datang pada waktu yang tepat. Kupikir Jin Ae menandatangani kontrak untuk toko tanpa sepengetahuanku. Bagaimana kita bisa membatalkannya? Kau punya cara, bukan?”. Hyeong Gyu bertanya kepada Jin Ae, “Kau menandatangani kontrak untuk toko? Seharusnya kau berkonsultasi dulu denganku!”. Jin Ae menjawab, “Lalu apa jika kulakukan? Jadi kau bisa menghentikanku dari menandatangani kontraknya? Karena kau harus mengontrak sebuah kantor untuk dirimu sendiri”. Hyeong Gyu berkata, “Hei Jin Ae, sudah kubilang kau jangan bicara seperti ini. Ayo keluar”. Ibunya berkata, “Jangan, kalian tak perlu keluar untuk bicara. Hyeong Gyu ajaklah Jin Ae untuk membatalkan kontraknya. Aku akan mengembalikan uangnya jadi tanda tangani kontraknya untuk rumahmu”. Jin Ae menjawab, “Rumah itu disewakan segera setelah aku membatalkan kontraknya”. Ibunya berkata, “Meskipun begitu. Batalkanlah. Kau bisa mendapatkan kontrak untuk rumah yang lainnya”. Jin Ae menjawab, “Apa kau pikir ruah sewa yang bagus seperti itu mudah ditemui sekarang? Kita tak akan mampu menemukan sebuah rumah seperti itu, bahkan jika kita membuka mata lebar-lebar”. Ibunya berkata, “Mengapa tidak? Aku akan mencarikan satu untukmu. Aku bisa saja menemukannya untukmu. Pergilah saja untuk membatalkannya”. Jin Ae menjawab, “Aku tak mau. Aku tak akan membatalkannya. Itu sesuatu yang kulakukan, membuat keputusan, berjuang dengan hatiku dan merasakan perihnya hal itu. Mengapa aku akan membatalkannya?”. Ibunya berkata, “Ya, jangan batalkan. Hyeong Gyu, kau dan aku, mari kita pergi menemui Bos Kim dan temukan sebuah cara...”. Hyeong Gyu langsung memegang tangan ibunya dan berrkata, “Aku akan bicara dengan Jin Ae sebentar”. Kemudian Hyeong Gyu membawa Jin Ae keluar dari kamar ibunya. Kemudian mereka berdua melanjutkan di kamar Hyeong Gyu dan berkata, “Lalu mengapa kau lakukan itu?”. Jin Ae menjawab, “Apa yang kulakukan? Karena uang yang tadinya akan aku gunakan untuk sebuah rumah, aku habiskan untuk ibu dan bukan kau? Jadi, sekarang kau marah?”. Hyeong Gyu sangat marah dan berteriak sangat kencang ke Jin Ae dan berkaata, “Jangan berteriak”. Ibu, ayah dan Hyeong Soon mendengar dari luar dan semuanya terkejut. 

Hyeong Gyu berkata, “Kau lihat aku sebagai apa? Apa kau memandangku sebagai Oppa-mu? Karena aku adalah orang yang kau bayari biaya kuliah dan uang sakunya, jadi kau tidak memandangku sebagai Oppa-mu?”. Jin Ae menjawab, “Aku ingin melihatmu sebagai seorang Oppa, Namun kau bertingkah seperti itu. Akankah seorang Oppa ingin mengambil kembali uang yang digunakan adik perempuannya untuk menyelamatkan toko?”. Hyeong Gyu berkata, “Apakah aku tadi bilang akan mengambilnya? Kau membawaku ke kamar ini agar kau bisa mengambilnya. Ssama seperti yang ibu katakan, untuk membujukku membatalkan sewanya!”. Hyeong Gyu berkata, “Bukan seperti itu! Siapa kau yang memitiskan hal-hal sendiri? Siapa yang kau buat terliht seperti seorang pria jahat? Sebelum kau membuat keputusan seharusnya kau mendiskusikannya dulu denganku! Apakah kau adalah putra tertua di keluarga ini? Apa aku ini seorang pria bodoh yang tak tampak dimatamu? Jika aku mendiskusikannya denganmu akankah kita telah memperoleh penyelesaian yang lebih baik? Kau hanya peduli tentang dirimu, jadi mmengapa aku harus berkonsultasi denganmu?”. 

Ayahnya pergi ke kamar Jin Ae dan tidak sengaja menemuka sobekan kertas kontrak sewa rumah. Hyeong Gyu berkaata, “Lihat ini, kau selalu seperti ini! Kau pikir aku tak tahu?”. Jin Ae menjawabnya, “Apa?”. Hyeong Gyu berkata, “Kalau kau membalas dendam dengan cara seperti ini. Lee Hyeong Gyu kau...kau memonopoli cinta nenek dan ibu, diperlukan bagi seorang pangeran. Meskipun kau menjadi seorang pengacara dengan mengesksploitasi uang dari adik perempuan satu-satunya demi biaya kuliah di jurusan hukum universitas bergengsi. Meskipun demikian, ketika orang tua kita berada dalam masalah dan memerlukan bantuan, orang yang dengan tegas menjadi kekuatan bagi keluarga adalah aku, Lee Jin Ae, keparat picik. Apa kau tahu itu? Kau pikir aku tidak tahu kalau kau mengejekku?”. Jin Ae menjawab, “Oppa, mengapa kau memutarbalikkan hal?”. Hyeong Gyu berkata, “Kau tertawa di belakangku tapi kau tidak mendapatkan penghargaan sebanyak yang kudapat. Dan kau tidak mendapatkan cinta ibu sehingga kau mencoba mendapatkan kompensasi. Jadi, bahkan dengan menguliti dirimu sendiri, kau bersuka rela untuk menjadi seorang penyelamat. Dan pada saat bersamaan, otomatis membuatku putra tertua seorang idiot!”.

Ayahnya datang ke kamar Hyeong Gyu dan langsung menampar Hyeong Gyu dan berkata, “Hei, Berandal! Lihatlah ini dan katakan! Bagaimana dia telah membuat sebuah keputusan..Lihat ini dan katakan padaku, Berandal! Lihatlah ini dan katakan padaku, kau berandal! Lihatlah ini kau berdebah cilik. Kau berandal”. Ibu dan Hyeong Soon langsung datang ke kamar Hyeong Gyu dan memisahkan pertengkaran dengan ayahnya. Ayahnya berkata, “Dasar kau berdebah cilik. Kau berandal. Aku adalah ayah yang buruk. Aku sangat menyesal. Aku sangat menyesal, Jin Ae. Maafkan aku. Maafkan aku karena kau bertemu dengan seorang ayah pecundang. Maafkan aku Jin Ae. Maafkan aku, aku menyesal. Ibunya melihat sobekan kertas yang dibawa oleh ayahnya dan semua menangis karena masalah ini. BERSAMBUNG...

BACA EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS All About My Mom Episode 4

Artikel Menarik Lainnya