SINOPSIS All About My Mom Episode 5 Part 2

Advertisement
Serusinopsis.com || EPISODE SEBELUMNYA || Sinopsis All About My Mom Episode 5 Part 2 :
Pada saat itu sampailah Hoon Jae di rumah bersama ibunya. Terjadi percakapan diantara keduanya dan ibu Hoon Jae sedikit terlihat kesal karena kejadian ini. “ mengapa sih kau terlibat dengan perkelahian orang lain? Bagaimana jika sesuatu yang mengerikan terjadi ? mengapa kau terlibat ? “ tanya ibu Hoon Jae. “ itu tidak terjadi bagaimanapun. Dan apakah saya adalah macam orrang yang bisa dipukuli dengan mudah?” jawab Hoon Jae, namun dengan sedikit masih merasa kesal ibu Hoon Jae berkata, “ kalau begitu, karena kau tidak mudah dipukuli, mengapa kau berada di dalam penjara? Dan kau duduk disana putraku. Melihat kau ada di dalam sana, kau tahu bagaimana… ” namun dengan penuh rasa menyesal Hoon Jae langsung memeluk ibunya sambil berkata, “ aigoo.. maafkan saya ibu. Ahh Gi Tae berandal itu. dia begitu tidak punya pengertian. Dia membuat ibu saya khawatir. “ 
Ibu Hoon Jae langsung bertanya mengenai keinginan Hoon Jae yang ingin pindah dan hidup mandiri, “ kau mengatakan kau ingin pindah, bukan ? baiklah, itu akan bagus. “ ujarnya. “tidak.” Ucap Hoon Jae. Ibu Hoon Jae pergi ke sudut kamar Hoon Jae untuk mengambil dua koper besar, “ mengapa ini? “ tanya Hoon Jae, ibu Hoon Jae menjawab, “ akan baik jika kau pindah sekarang.” Hoon Jae merasa keheranan “ ayolah ibu, mengapa ibu seperti ini ?” tanya Hoon Jae. Lalu ibu Hoon Jae menjawab, “ apa gunanya tinggal bersama? Jika kau tidak menelponku ketika ada masalah mendesak? Mengapa kita tinggal bersama-sama? Keluarlah.  Keluar dan hiduplah seorang diri untuk sekali. Pergi dan hiduplah dengan bahagia jauh dari ibumu yang memberatkan dan menghawatirkan ”. “ Jeong Hae. “ ibunya memanggil assisten rumah tangga.

“ bu ! bu ! “ Hoon Jae berseru. Tak lama kemudian assisten rumah tangga datang menghampiri dan ibu Hoon Jae berkata, “ Jeong Hae, Hoon Jae akan pindah keluar besok. Bantu dia berkemas. “  sambil sedikit bertiak Hoon Jae memanggil ibunya, “ ibu! “ namun ibunya tetap berlalu pergi dari kamar Hoon Jae.


Di rumah Jin Ae, dia menghampiri ibunya yang sedang membuat bimbimbap di dapur. Ibu Jin Ae melihat Jin Ae datang dari arah belakangnya sambil bertanya, “ kau akan pergi kemana ? “ Jin Ae hanya berkata, “ oohh, bimbimbap! saya lapar. “  sambil merebut mangkuk berisi bimbimbap dari tangan ibunya. Jin Ae memakan bimbimbap buatan ibunya itu dengan lahap sambil berkata, “ ini enak. Ini enak.” Lalu ibu Jin Ae berkata, “ ngomong-ngomong, itu sedikit menggangguku.” Jin Ae-pun bertanya, “ apa itu ? “ ibunya menjawab, “ tiang kacang tadi.. untuk meniggalkan dia begitu saja di penjara. “ sambil terus mengunyah Jin Ae berkata, “ ibu menyuruh saya untuk tidak peduli tentang orang lain. “ ibu Jin Ae menjawab, “ itu karena aku cukup memiliki masalahku sendiri saat itu, karena ayahmu, hatiku berdebar-debar di sana. Kau pikir siapa yang aku lebih pedulikan? “. “ orang itu sudah dilepaskan. “ jawab Jin Ae. Dengan sedikit raa kaget ibu Jin Ae berkata, “ apa ? “, lalu Jin Ae menjelaskan kepada ibunya, “ sebenarnya, saya baru saja kembali dari kantor polisi. “ ibu berkata, “ apa? “. “ dia adalah seorang yang menyelamatkan ayah jadi saya khawatir. Saya berpikir tentang meninggalkan sedikit makanan untuk dia. “ melanjutkan penjelasannya kepada ibu.

Ibu jin Ae mulai penasaran dan bertanya, “ apakah kalian berdua dalam hubungan yang mencurigakan? Dengan si tiang listrik itu. “ dengan sedikit tersenyum ketus Jin Ae menjawab, “ tidak sama sekali. Saya mengenal dia melalui pekerjaan, tapi hal-hal terus berdatangan sehingga saya menjadi berhutang kepada dia. Saya pergi kesana karena saya merasa menyesal. “ ibu Jin Ae berkata, “ hanya karena kau berhutang pada dia, jangan menunjukkan pada dia terlalu banyak kebaikan. Orang-orang semacam itu mungkin berpikir kau memiliki ketertarikan dan menduga tentang hal-hal tertentu.” Jin Ae berkata, “ saya kira ibu tahu bahwa putrimumenarik sehingga ibu khawatir tentang hal-hal semacam itu.” aku kira kau pasti kenyang sekarang, karena kau mengatakan hal-hal omong kosong.”
“ apa yang ibu lakukan ? untuk oppa ? “ tanya Jin Ae. Ibu Jin Ae menjawab, “ aku sedang berfikir membuat bubur untuk musuh yang mengenakan pakaian rumah sakit. Karena dia dipukuli dengan cukup baik, apa yang bisa aku lakukan selain membawakan dia bubur gurita? “, “ ibu menyuruh dia untuk tidak pernah kembali. “ jawab Jin Ae. Ibu Jin Ae berkata dengan nada sedikit meninggi, “ aigoo.. tidakkah itu akan bagus jika itu adalah kenyataan. “

Setelah percakapan dengan Jin Ae di dapur selesai, ibu Jin Ae masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.  Sambil merebahkan badannya perlahan ke tembok, ibu Jin Ae berkata, “ ibu lihat bukan ? putra ibu baru saja mati dan kembali. Aigoo.. apa yang harus saya lakukan dengan putra ibu yang menyebabkan banyak masalah ? itu bukan seperti saya bisa membawa dia ke sekitar sehingga dia tidak bisa pergi kemanapun. Masalahnya, punggungnya berkobar lagi.. apa yang akan kita lakukan ? tolong bantu dia sehingga tidak makin memburuk, ibu mertua, tolonglah..” lalu ibu melihat k arah jam dan bertanya sendiri, “ mengapa Hyeong Gyu belum datang ? “ ibu melihat ke luar jendela berharap Hyeong Gyu akan segera sampai. “ dia pasti menderita. “ berbicara pada diri sendiri lagi.
Di temapt lain Hyeong Gyu telah sampai mengantar Song Joon ke rumahnya. “ song joon bangun, kita disini. “ ujar Hyeong Gyu, namun karena mabuk berat Song Joon hanya berkata, “ aishhh.. “ Hyeong Gyu tetap berusaha membangunkan Song Joon dari tidurnya, “ bangunlah cepat “. Karena keadaan Song Joon mabuk berat terpaksa Hyeong Gyu memapah Song Joon keluar dari dalam mobil dan membantunya berjalan masuk ke dalam rumah sambil Song Joon mengoceh tidak karuan, “ apa ? mengapa ? bagaimana ? “ katanya. Song Joon berkata kembali, “ aku adalah seorang direktur. Seorang direktur. “ lalu assisten Song Joon membukaan pintu gerbang dan berkata, “ hallo.. apakah anda baik-baik saja ? “ namun tetap saja Song Joon mengoceh tak jelas.

Ketika Hyeong Gyu sudah sampai di depan pintu rumah Song Joon, Hyeong Gyu kaget karena berpapasan dengan seorang wanita dan wanita tersebut tiba-tiba menyapanya, “ sudah lama tidak bertemu.” Hyeong Gyu hanya menjawab, “ ya “. Lalu tiba-tiba Song Joon tersadar dari rasa mabuknya dan berkata, “ apa ? Ji Eun  ? “ sambil menghampiri dan akan memeluk Ji Eun, Song Joon berkata, “ oh, kau disini. “ namun Ji Eun menolak mendapatkan pelukan dan hanya berkata, “ ibumu memanggilku. “ Song Joon bertanya, “ ibuku melakukannya ? dia mengatakan dia membelikanmu sebuah kalung, itulah  mengapa kau menyukai kalungnya sayangku.“ lalu masih dengan keadaan mabuknya Song Joon melanjutkan pembicaraannya, “ saat aku memikirkan tentang ini, kalian berdua adalah kekasih bukan ? bagaimana Hyeong Gyu kita menjadi pembersih pantat bagi orang yang mengambil kekasihnya ? kau pasti merasa benar-benar buruk sekali dalam segala hal bukan ? “ Ji Eun langsung berkata, “ kau sangat mabuk, masuklah. “ lalu akhirnya Song Joon pergi masuk bersama assistennya. Kemudian Jin Ae berlalu pergi.

Sambil berjalan sendiri pulang ke rumahnya, ternyata di persimpangan jalan Ji Eun sudah menunggu, sambil keluar dari mobilnya Ji Eun bertanya sambil sedikit berteriak, “ kau hidup seperti ini ? aku pikir kau akan menjadi seseorang yang benar-benar hebat. Jika kau berani membuangku, bukankah itu bagaimana seharusnya ? apa ini ? kau hanya pembersih pantat bagi Song Joon Yeong. Itu terlalu menyedihkan  bukan ? “ namun Hyeong Gyu tidak berkata apapun, dia hanya terus saja berjalan, namun Ji Eun berkata kembali, “ jika aku memaafkanmu, apakah kau akan datang padaku lagi ? aku akan membuatmu terbang sangat tinggi. “ namun setelah terdiam beberapa saat Hyeong Gyu pada akhirnya hanya menoleh ke belekang, menatap sebentar Ji Eun lalu memberikan senyuman dan pergi begitu saja tanpa berkata apapun. Ji Eun-pun hanya bisa terdiam melihat sikap Hyeong Gyu tersebut.
Sementara di rumah Hyeong Gyu, ibunya diam di dekat jendela setia menunggu Hyeong Gyu pulang dan sampai akhirnya ibu tertidur disana. Dilain tempat ibu Hoon Jae sedang memamndangi sebuah pas foto yang ternyata itu adalah foto dirinya dan Hoon Jae yang masih kanak-kanak.

Keesokan paginya, Hyeong Gyu berangkat bekerja dan di belakang dia ternyata ada Jin Ae, Jin Ae-pun memanggil, “ oppa! “ setelah menghampiri Hyeong Gyu, Jin Ae berkata, “ Aku dengar kau membantu orang yang kemarin. Terimakasih. “ lalu Hyeong Gyu menjawab, “ kau tau siapa ibunya ? “ , “ tidak. Aku mendengar kemarin di kantor polisi bahwa dia tinggal di desa. “ ujar Jin Ae. Hyeong Gyu hanya menjawab, “ begitu.” Lalu Jin Ae berkata, “ aku akan terlambat. Aku pergi lebih dulu. “ dan Hyeong hanya tersenyum.
Di rumah Hoon Jae, dia telah siap untuk pergi dan menunggu ibunya untuk berpamitan. Lalu ibu Hoon Jae menghampiri sambil berkata, “ kau mengatakan kau sudah melihat sebuah apartemen studio di dekat kantormu bukan ? “ Hoon Jae hanya menjawab, “ya.” Lalu ibu Hoon Jae menyuruh Hoon Jae pergi, “ pergilah. “ ujarnya dengan raut muka yang sedih. Sambil mendekati ibunya, Hoon Jae berkata, “ saya bisa benar-benar pergi ? jika ibu menyuruhku untuk tidak pergi, saya tidak akan pergi. “ ibu hoon Jae menjawab, “ lalu kau akan menyanyikan itu beberapa hari kemudian, bahwa kau akan pindah keluar. Sekarang aku tidak mau mendengar itu. “ sambl berlalu pergi, tapi Hoon Jae menahannya sambil berkata, “ nona Yeong Seon, ibu bahkan tidak mengatakan sampai jumpa. Saya akan datang setiap akhir minggu, antar saya dengan gembira supaya saya bisa merasa nyaman. “ ibu Hoon Jae berpura-pura tersenyum dan bertanya, “ apakah itu cukup?” lalu Hoon Jae menjawab, “ tidak, itu akan menjadi sekitar 70 poin." Ibu Hoon Jae masuk ke kamar Hoon Jae dan melihat-lihat kamarnya telah kosong, raut ibu Hoon Jae terlihat sedih namun dia tetap harus membiarkan Hoon Jae pergi. Pada akhirnya ibu harus melihat Hoon Jae pergi sambil berkata di dalam hati, “ anak yang kejam. “
 
Di perusahaan tempat Jin Ae bekerja, dia menemukan ada kain yang cacat di bagian produksi. “ ada cacat disini. Aku pikir kau harusmengerjakannya lagi karena ini adalah contoh yang penting. “ ujarnya. Karyawan tersebutpun mejawab, “ ya, aku mengerti. “ Jin Ae berkata, “ aku mengandalkanmu. “ di dalam ruangan staf sang manajer sedang menelpon seseorang secara sembunyi-bunyi, “ ya, tentu saja. Aku akan bertanggung jawab untuk itu. tentu saja, tentu saja.  “ katanya sambil mengecilkan volume suaranya. Tak lama kemudian Jin Ae masuk ke ruangan dan melihat manajernya sedang menelepon, tanpa merasa curiga Jin Ae duduk di mejanya, namun betapa kagetnya manajer setelah dia menutup teleponnya dia menyadari ada Jin Ae di dalam ruangan tersebut. “ kau membuat aku takut .” katanya sambil berdiri secara spontan.

Setelah menarik nafas panjang manajer meneruskan perkataannya, “ apakah kau assisten manajer lee? Apakah kau hantu? Jangan menyelinap pada orang-orang, kau menbuat aku takut setengah mati “ . “ karena aku pikir kau sedang ada telepon penting. “ jawab Jin Ae. Lalu manajer berkata kembali sambil sedikit panik, “ aku punya telepon penting macam apa ? tidak. “ dan Jin Ae hanya tersenyum. Sang manajer melihat ke arah komputer Jin Ae dan bertanya, “ apa itu? assisten manajer lee, sekarang kau mengerjakan sesuatu yang pribadi selama jam-jam kerja? Kau pikir aku tidak akan tau? Kau mempersiapkan sebuah persentasi. Kau akan melamar untuk tim perencanaan kantor pusat bukan ? ” Jin Ae menjawab sambil merasa sedikit malu dan canggung, “ ya. “ manajer berkata kembali, “ kau harus mengerjakan hal semacam ini setelah kau selesai bekerja. Tidak bisakah kau membedakan antara masalah pribadi dan pekerjaan. “ sambil menutup file pekerjaannya Jin Ae berkata, “ maafkan aku. “ manajer kembali berkata namun dengan nada sedikit ketus terhadap Jin Ae, “ juga, hanya karena kau melamar di sana, apakah kau pikir kau akan berhasil ? aku dengar semua staff yang kompeten di kantor pusat akan melamar juga. “ Jin Ae hanya bisa terus teridam mendengan celotehan manajernya itu.


Tak lama kemudian manajermendapatkan telepon kembali, “ ya hallo, manajer mun, apa ada ? oh dari CEO. “ ujarnya sambil duduk kembali di tempat duduknya dan melihat kea rah Jin Ae. 
Siang harinya Jin Ae mendatangi kantor pusat, sesampainya disana dia bertemu temannya manajer Song. Sambil menghampiri Jin Ae dengan gembira manajer Song berkata, “ apa yang membawamu kemari ? apakah kau serius ? apakah CEO benar-benar menyuruhmu untuk datang bekerja di kantor pusat? “, “ ya, sampai hari persentasi.. dia menyuruhku utuk mengerjakan presentasiku. “ Jin Ae menjawab dengan perasaan yang bahagia. “ ahhh itu hebat! “ manajer Song merasa gembira. “ aku merasa ini adalah mimpi. Bagaimana bisa CEO kita memberikan perhatian sampai sedemikian rinci. “ ujarnya kembali. “ aku tahu. “ manajer Song menjawab sambil tersenyum lebar.
Di saat mereka sedang asik mengorbol, ada seorang laki-laki berjalan ke arah meja dan melewati mereka. Manajer Song berkata, “ pria yang disebelah sana juga melamar untuk tim perencanaan. Dia adalah yang pertama pada ujian masuk tahun lalu untuk perushaan kita. “ lalu manajer Song memberitahu kembali, “ assisten manajer Yoon dari marketing juga melamar. Dia benar-benar  lancar dalam 5 bahasa. “ dan Jin Ae hanya tersenyum melihat orang-orang tersebut.
Mereka akhirnya masuk ke dalam toilet dan melanjutkan pembicaraan. Jin Ae berkata, “ aku merasa begitu rendah diri. Apakah kau pikir aku bisa melakukan dengan baik ? “ lalu manajer Song merangkul Jin Ae sambil berkata, “  ya, tidak ada alasan kau tidak bisa melakukan dengan baik. Karena kau adlah Lee Jin Ae. “ Lee Jin Ae berkata dengan penuh rasa semangat, “ karena aku Lee Jin Ae. Baiklah aku akan mencobanya. Siapa tahu, aku mungkin bisa masuk. “ Jin Ae merasa bersemangat kembali. “ bagus Lee Jin Ae. “ sambil merangkul Jin Ae. Jin Ae menjawab dengan penuh senyuman, “ bagus. “ dan mereka berdua tertawa kecil.
Lalu kemudian dayanglah seorang wanita masuk ke dalam toilet. Lalu wanita trsebut berkata, “ assisten manajer Lee, aku dengar kau melamar untuk tim perencanaan. “ Jin Ae-pun menjawab, “ ya. “ , “ pada awalnya, hanya karyawan kantor pusat yang diperbolehkan melamar. Kau pasti telah melakukan dengan baik unutk mengesankan CEO. “ujar wanita itu dengan ketus. Kemudian wanita memandangi Jin Ae dari atas hingga kebawah lalu pergi sambil berkata, “ bagus untukmu. “

Manajer Song berkata dengan ketus, “ dia melakukan bisnisnya dan tidak mencuci tangan. Begitu kotor. “ Jin Ae bertanya, “ dia adalah sekertarisnya CEO bukan?” lalu manajer Song menjawab, “ ya, assisten manajer Gong Da Ri. Dia terkenal sebagai orang paling kejam. “ dan mereka berdua hanya tersenyum kecil. Setibanya di dalam ruangan kerja, manajer Song memperlihatkan tempat duduk mereka yang berdekata. “ disini tempat duduk assisten manajer Lee, dan disini adalah milikku. Bagaimana ? kau menyukainya? “ bertanya kepada kepada Jin Ae. Dan Jin Ae hanya tersenyum dengan sangat lebar sambil memunjukkan kedua jempolnya ke arah manajer Song. Jin Ae berbicara di dalam hati, “ Lee Jin Ae jngan merasa kecewa, kau bisa melakukannya dengan baik. “ dan Jin Ae-pun segera menulis surat lamaran untuk tim perencanaan.
BACA EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS All About My Mom Episode 5 Part 3

Artikel Menarik Lainnya